Ponsel Murah
TAK dimungkiri lagi, saat ini telepon seluler (ponsel) atau handphone bukan lagi barang mewah dan sudah jadi kebutuhan hidup sebagian masyarakat. Maka tak heran gempuran ponsel dari berbagai merek, membuat konsumen tertarik untuk memilikinya. Tak usah heran, kalau saat ini banyak masyarakat yang mengoleksi barang untuk kebutuhan komunikasi tersebut.
Jika diselidiki, sebenarnya sejak awal 2008 ponsel murah dengan banderol di bawah Rp 500.000, mulai menyedot perhatian konsumen di wilayah Kota Bandung. Salah satu pangsa pasar yang dibidik, mayoritas adalah pelajar. Dengan keterbatasan anggaran, para pelajar atau mahasiswa cenderung untuk menggunakan ponsel murahan.
Bukan hanya barang baru, tetapi tidak sedikit umumnya kaum pelajar justru memanfaatkan kondisi tersebut untuk membeli ponsel second. "Untuk apa beli yang mahal-mahal. Nu penting mah bisa hurung, jeung aya pulsaan buat SMS-an dan nelpon pacar. Jadi enggak usah banyak gaya karena ponsel murah banyak manfaatnya," ujar Diaz, salah seorang pelajar SMA swasta di kawasan Jln. K.H. Ahmad Dahlan.Lain lagi dengan yang dialami Hardi Saputra. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di kawasan P.H.H. Mustofa itu menguraikan manfaat dibelinya ponsel murah di bawah Rp 500.000.
"Saya beli ponsel murah tidak hanya untuk gaya hidup.
Tetapi bisa manfaat untuk nambah-nambah uang kuliah. Karena ponsel murah sepertinya lebih cocok buat dagang pulsa elektrik," tambahnya.
Dikatakannya, saat ini ia harus bersaing dengan counter-counter lainnya dalam jualan harga pulsa. "Sayang jika menggunakan ponsel bagus. Karena ini hanya sebatas sarana jual beli voucher," ungkapnya.
Meskipun saat ini di seantero Kota Bandung hampir dikelilingi counter ponsel dengan tawaran harga menjanjikan, tetapi masyarakat tetap harus jeli dalam memilihnya. Karena kalau tidak hati-hati, nasib buruk siap menimpa konsumen. (abas/"GM")**
Jika diselidiki, sebenarnya sejak awal 2008 ponsel murah dengan banderol di bawah Rp 500.000, mulai menyedot perhatian konsumen di wilayah Kota Bandung. Salah satu pangsa pasar yang dibidik, mayoritas adalah pelajar. Dengan keterbatasan anggaran, para pelajar atau mahasiswa cenderung untuk menggunakan ponsel murahan.
Bukan hanya barang baru, tetapi tidak sedikit umumnya kaum pelajar justru memanfaatkan kondisi tersebut untuk membeli ponsel second. "Untuk apa beli yang mahal-mahal. Nu penting mah bisa hurung, jeung aya pulsaan buat SMS-an dan nelpon pacar. Jadi enggak usah banyak gaya karena ponsel murah banyak manfaatnya," ujar Diaz, salah seorang pelajar SMA swasta di kawasan Jln. K.H. Ahmad Dahlan.Lain lagi dengan yang dialami Hardi Saputra. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di kawasan P.H.H. Mustofa itu menguraikan manfaat dibelinya ponsel murah di bawah Rp 500.000.
"Saya beli ponsel murah tidak hanya untuk gaya hidup.
Tetapi bisa manfaat untuk nambah-nambah uang kuliah. Karena ponsel murah sepertinya lebih cocok buat dagang pulsa elektrik," tambahnya.
Dikatakannya, saat ini ia harus bersaing dengan counter-counter lainnya dalam jualan harga pulsa. "Sayang jika menggunakan ponsel bagus. Karena ini hanya sebatas sarana jual beli voucher," ungkapnya.
Meskipun saat ini di seantero Kota Bandung hampir dikelilingi counter ponsel dengan tawaran harga menjanjikan, tetapi masyarakat tetap harus jeli dalam memilihnya. Karena kalau tidak hati-hati, nasib buruk siap menimpa konsumen. (abas/"GM")**